Renungkan Yohanes 13:34, perintah baru Yesus untuk saling mengasihi seperti Dia mengasihi kita, panggilan hidup orang percaya.
Pendahuluan: Perintah Baru dari Sang Guru
Yohanes 13:34 berkata:“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.”
Ayat ini adalah inti dari Injil dan pusat kehidupan orang percaya. Yesus tidak hanya memerintahkan kita untuk mengasihi, tetapi Ia juga memberikan teladan kasih yang sejati. Kasih itu bukan sekadar emosi atau kata-kata, melainkan tindakan nyata yang mengubahkan hidup.
Dalam renungan ini, kita akan melihat bagaimana kasih Yesus menjadi dasar panggilan kita, serta bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
1. Kasih Yesus Sebagai Sumber Segala Kasih
Kasih yang diminta Yesus bukanlah kasih buatan manusia, melainkan kasih yang bersumber dari Dia sendiri. Yesus mengasihi murid-murid-Nya dengan kasih yang rela berkorban, bahkan sampai mati di kayu salib.
Kasih seperti ini bukan sekadar ramah atau baik hati, melainkan kasih yang siap menanggung beban, mengampuni, dan memulihkan. Sebagai murid-Nya, kita dipanggil untuk menerima kasih itu terlebih dahulu agar mampu membagikannya kepada orang lain.
2. Perintah Baru yang Mengubahkan Hidup
Yesus menyebutnya sebagai perintah baru. Bukan karena ide mengasihi belum pernah ada sebelumnya, melainkan karena Yesus memberi standar yang baru: “sama seperti Aku telah mengasihi kamu.”
Perintah ini mengubah cara pandang kita tentang kasih. Kasih bukan lagi berdasarkan siapa yang layak atau tidak, tetapi kasih diberikan tanpa syarat. Kasih menjadi identitas utama orang percaya, bukti nyata bahwa kita adalah murid Kristus.
3. Kasih yang Menjadi Tanda Murid Kristus
Yesus menegaskan bahwa dunia akan tahu kita adalah murid-Nya jika kita saling mengasihi (Yoh. 13:35). Identitas kekristenan bukan ditandai oleh gedung gereja megah, banyaknya kegiatan rohani, atau jumlah jemaat, tetapi oleh kasih yang nyata.
Kasih yang mengampuni orang yang menyakiti, kasih yang menolong yang lemah, kasih yang peduli pada yang menderita — itulah tanda bahwa Yesus hidup di dalam kita.
4. Tantangan untuk Mengasihi di Dunia Modern
Mengasihi dalam dunia sekarang bukanlah hal yang mudah. Egoisme, persaingan, dan perbedaan sering membuat kasih menjadi dingin. Namun, justru di tengah kegelapan itulah kasih Yesus perlu dinyatakan.
Mengasihi tidak selalu berarti menyetujui kesalahan orang lain, tetapi tetap menunjukkan sikap sabar, rendah hati, dan mau menolong. Dunia membutuhkan kasih yang tulus, bukan kasih yang penuh kepura-puraan.
5. Kasih yang Harus Dihidupi Sehari-hari
Kasih Yesus bukan hanya untuk momen ibadah, tetapi harus nyata dalam kehidupan sehari-hari:
- Mengasihi keluarga dengan kesabaran.
- Mengasihi teman kerja dengan kejujuran.
- Mengasihi sesama dengan kerelaan menolong.
- Mengasihi musuh dengan mengampuni.
Setiap tindakan kecil dalam kasih dapat menjadi kesaksian besar bagi dunia.
Kesimpulan: Hidup dalam Panggilan Kasih
Yohanes 13:34 adalah panggilan Yesus yang relevan sepanjang zaman: kita dipanggil untuk mengasihi seperti Dia telah mengasihi kita. Kasih inilah yang membedakan kita dari dunia, kasih inilah yang menguatkan gereja, dan kasih inilah yang memuliakan Allah.
Kiranya kita senantiasa menerima kasih Yesus dalam hati, sehingga kita dapat mengalirkannya kepada orang lain. Dengan begitu, hidup kita menjadi saluran kasih Kristus yang membawa damai dan pengharapan.
#KasihYesus #Yohanes1334 #RenunganKristen #YesusKristus #HidupDalamKasih #JalanKebenaran #ImanKristen #KasihTanpaSyarat #FirmanTuhan #PengharapanDalamKristus