Yesus menghargai iman seorang perwira di Kapernaum. Lukas 7:9 meneguhkan kuasa iman yang tulus di hadapan Tuhan.
Pendahuluan: Iman yang Menyentuh Hati Tuhan
Kisah dalam Lukas 7:9 adalah salah satu peristiwa yang menunjukkan bagaimana Yesus menghargai iman seseorang, bahkan dari seorang yang bukan orang Yahudi. Seorang perwira Romawi yang rendah hati meminta pertolongan Yesus untuk hambanya yang sakit.
Ayat ini menegaskan: “Ketika Yesus mendengar itu, Ia heran akan dia, lalu Ia berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, dan berkata: ‘Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!’” (Lukas 7:9).
Reaksi Yesus menunjukkan betapa berharganya iman yang tulus dan penuh keyakinan, yang lahir dari hati yang percaya penuh kepada-Nya.
1. Latar Belakang Kisah: Perwira dan Hambanya
Perwira Romawi adalah seorang pemimpin militer, tetapi dalam kisah ini ia menunjukkan kerendahan hati yang jarang. Ia tidak datang dengan kesombongan, melainkan dengan sikap hormat dan pengakuan akan otoritas Yesus.
Ia tidak meminta Yesus datang ke rumahnya karena merasa tidak layak. Namun, ia percaya bahwa satu perkataan dari Yesus saja sudah cukup untuk menyembuhkan hambanya. Ini adalah bentuk iman yang mengakui otoritas rohani Yesus di atas segala hal.
2. Iman yang Mengherankan Yesus
Di banyak bagian Injil, kita membaca bahwa Yesus sering menegur kurangnya iman, bahkan di antara murid-murid-Nya sendiri. Namun dalam peristiwa ini, Yesus justru heran oleh iman seorang perwira non-Yahudi.
Iman yang membuat Yesus heran bukanlah iman yang spektakuler, melainkan iman yang sederhana namun murni — percaya tanpa perlu melihat, yakin tanpa syarat, dan menghormati otoritas Kristus sepenuhnya.
3. Pelajaran Penting dari Lukas 7:9
Beberapa pelajaran penting yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah:
- Iman tidak dibatasi latar belakang. Seorang non-Yahudi pun menerima pujian Yesus karena imannya.
- Kerendahan hati mendahului iman yang besar. Perwira itu tahu dirinya tidak layak, namun percaya pada kuasa Kristus.
- Firman Kristus cukup berkuasa. Tidak perlu tanda-tanda fisik, satu perkataan dari Yesus saja sanggup melakukan mukjizat.
- Iman yang memuliakan Tuhan menarik perhatian-Nya. Iman yang tulus menyenangkan hati Yesus.
4. Yesus Menghargai Iman Hingga Hari Ini
Kisah ini bukan hanya catatan sejarah, tetapi pesan yang hidup untuk kita sekarang. Yesus masih menghargai iman umat-Nya yang percaya penuh kepada-Nya.
Ketika kita datang kepada Yesus dengan kerendahan hati dan keyakinan akan kuasa-Nya, kita membuka jalan bagi karya Tuhan dalam hidup kita. Iman yang sejati bukan soal seberapa banyak kita tahu, tetapi seberapa tulus kita percaya kepada pribadi Yesus Kristus.
5. Relevansi bagi Umat Kristen Masa Kini
Dalam dunia yang penuh keraguan, kita dipanggil untuk memiliki iman yang sederhana namun teguh seperti perwira di Kapernaum.
- Percaya pada Firman-Nya — apa yang Yesus katakan adalah benar dan berkuasa.
- Datang dengan rendah hati — mengakui bahwa tanpa Kristus kita tidak bisa melakukan apa pun.
- Percaya tanpa syarat — bukan menunggu tanda, tetapi berpegang pada janji-Nya.
Menyerahkan segala perkara kepada-Nya — karena Dia berkuasa atas sakit, masalah, bahkan hidup dan mati.
Kesimpulan: Iman yang Dihargai, Hati yang Dipulihkan
Lukas 7:9 mengingatkan kita bahwa Yesus menghargai iman yang tulus dan rendah hati. Perwira itu menjadi teladan bagi kita bahwa iman yang sejati menyentuh hati Tuhan dan menggerakkan kuasa-Nya bekerja dalam hidup kita.
Mari kita belajar untuk percaya tanpa ragu, datang dengan hormat, dan mengandalkan kuasa Yesus dalam setiap aspek kehidupan kita. Iman yang murni selalu mendatangkan kemuliaan bagi Allah dan berkat bagi mereka yang percaya.
#YesusKristus #ImanKristen #Lukas79 #RenunganKristen #MukjizatYesus #FirmanAllah #JalanKebenaran #TeladanIman #KasihKarunia #KebenaranAlkitab