Ibrani 1:1-2 mengungkap penulis pertama dan terakhir Alkitab, dari Musa hingga Wahyu, semua diilhami Roh Kudus.
Pendahuluan: Penulis di Balik Firman yang Hidup
Alkitab adalah kitab yang unik, bukan hanya karena menjadi buku terlaris sepanjang masa, tetapi karena mengandung Firman Allah yang hidup. Ayat dalam Ibrani 1:1-2 menyatakan: "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya...". Ayat ini mengajarkan bahwa meskipun Alkitab ditulis oleh banyak orang, sumber utamanya adalah Allah sendiri. Pertanyaannya, siapakah penulis pertama dan terakhir Alkitab?
1. Penulis Pertama Alkitab – Musa, Sang Pemimpin dan Nabi
Berdasarkan catatan sejarah dan kesaksian Alkitab, Musa adalah penulis pertama. Ia menulis lima kitab pertama—Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan—yang disebut Pentateukh atau Taurat. Musa menuliskan kisah penciptaan dunia, sejarah para leluhur bangsa Israel, hukum-hukum Tuhan, dan perjalanan umat Allah dari Mesir menuju Tanah Perjanjian. Penulisan ini bukan sekadar catatan sejarah, tetapi wahyu ilahi yang diberikan oleh Allah kepada Musa (Keluaran 34:27). Menariknya, Musa menulis kejadian-kejadian yang terjadi ribuan tahun sebelum zamannya, yang menunjukkan bahwa Roh Kudus mengilhaminya untuk mencatat kebenaran yang sempurna.
2. Penulis Terakhir Alkitab – Rasul Yohanes di Pulau Patmos
Kitab terakhir dalam Alkitab adalah Kitab Wahyu, yang ditulis oleh Rasul Yohanes sekitar tahun 95 Masehi. Saat itu Yohanes diasingkan ke Pulau Patmos oleh pemerintah Romawi karena kesetiaannya memberitakan Injil. Di sana, Yohanes menerima penglihatan langsung dari Yesus Kristus tentang hal-hal yang akan datang. Ia menulis pesan kepada tujuh jemaat dan nubuat tentang kemenangan akhir Kristus atas kuasa kegelapan. Kitab Wahyu menutup seluruh kisah Alkitab dengan janji kedatangan Kristus yang kedua kali, penghakiman terakhir, dan langit serta bumi yang baru.
3. Satu Penulis Sejati – Allah yang Berfirman
Walau secara manusiawi ditulis oleh lebih dari 40 penulis dalam rentang waktu ±1.500 tahun, Alkitab memiliki satu Penulis sejati: Allah sendiri. Setiap penulis hanyalah alat yang digunakan Roh Kudus untuk menuliskan pesan-Nya tanpa kesalahan. 2 Timotius 3:16 menegaskan: "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." Konsistensi pesan Alkitab, dari Musa hingga Yohanes, membuktikan bahwa sumbernya adalah satu, meskipun gaya bahasa dan latar belakang penulis berbeda-beda.
4. Pelajaran Iman dari Penulis Pertama dan Terakhir
Kisah Musa dan Yohanes mengajarkan kita beberapa hal penting:
- Kesetiaan pada panggilan Tuhan. Musa setia memimpin dan mencatat Firman meski menghadapi bangsa yang tegar tengkuk. Yohanes setia menulis penglihatan meski diasingkan.
- Firman Allah berlaku sepanjang masa. Dari zaman Musa hingga Yohanes, pesan Allah tetap konsisten: Allah mengasihi manusia dan mengundang kita untuk taat kepada-Nya.
- Roh Kudus tetap bekerja. Seperti Roh Kudus membimbing Musa dan Yohanes, Ia juga membimbing kita hari ini saat membaca dan merenungkan Firman.
5. Relevansi Ibrani 1:1-2 bagi Kita Hari Ini
Ibrani 1:1-2 mengingatkan bahwa di masa lalu Allah berbicara melalui para nabi, tetapi kini Ia berbicara melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Yesus adalah klimaks dari seluruh pesan Alkitab. Mempelajari siapa penulis pertama dan terakhir Alkitab membawa kita pada kesadaran bahwa seluruh kisah dalam Alkitab, dari Kejadian hingga Wahyu, berpusat pada Kristus.
Kesimpulan: Sumber Firman yang Tidak Berubah
Musa memulai catatan Firman dengan kisah penciptaan, Yohanes menutupnya dengan janji penciptaan langit dan bumi yang baru. Keduanya adalah saksi bahwa Allah setia dari awal hingga akhir. Sebagai pembaca dan pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menghargai Alkitab bukan hanya sebagai buku sejarah, tetapi sebagai Firman Allah yang hidup, yang membimbing, menguatkan, dan menyelamatkan. Mari kita setia membaca, merenungkan, dan melakukan Firman setiap hari, karena di dalamnya kita menemukan hati Allah yang tidak berubah dari generasi ke generasi.
#SejarahAlkitab #Ibrani112 #Musa #RasulYohanes #Wahyu #PenulisAlkitab #FirmanAllah #RenunganKristen #JalanKebenaran #BelajarAlkitab