Keluaran 24:4 menyingkap awal penulisan Perjanjian Lama, saksi sejarah firman Allah yang memelihara iman umat-Nya.
Pendahuluan: Firman Allah yang Tertulis
Sejarah Alkitab adalah bukti nyata bahwa Allah menyatakan firman-Nya secara tertulis agar dapat diwariskan lintas generasi. Perjanjian Lama, sebagai bagian pertama dari Alkitab, menjadi dasar iman yang menunjukkan karya Allah dalam sejarah Israel. Penulisannya berlangsung dalam kurun waktu berabad-abad, melibatkan banyak nabi dan tokoh yang dipilih Tuhan.
Keluaran 24:4 mencatat: “Lalu Musa menuliskan segala firman TUHAN itu, dan bangunlah ia pagi-pagi lalu mendirikan sebuah mezbah di kaki gunung itu dan dua belas tugu batu menurut kedua belas suku Israel.”
Ayat ini menandai salah satu titik penting dalam sejarah: Allah bukan hanya berfirman melalui mulut nabi-Nya, tetapi juga memerintahkan agar firman itu ditulis supaya tetap terpelihara.
1. Musa: Penulis Pertama yang Diilhami
Tradisi Yahudi dan Kristen sepakat bahwa Musa adalah penulis pertama yang menuliskan firman Tuhan. Ia menuliskan Taurat (Pentateukh) yang berisi lima kitab pertama: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan.
- Keluaran 24:4 memperlihatkan momen ketika Musa mulai menuliskan firman Allah.
- Musa tidak hanya menerima hukum Taurat, tetapi juga menuliskannya untuk diwariskan kepada bangsa Israel.
- Penulisan ini menjadi landasan seluruh Perjanjian Lama, memperlihatkan bahwa firman Allah bersifat kekal dan terjamin keasliannya.
Dengan Musa, dimulailah periode penulisan Perjanjian Lama yang berlangsung sekitar 1.000 tahun lebih, sebelum akhirnya dilengkapi pada zaman nabi Maleakhi.
2. Proses Panjang Penulisan Perjanjian Lama
Perjanjian Lama ditulis dalam periode panjang sekitar 1.000 tahun, dari zaman Musa (sekitar abad ke-15 SM) hingga nabi Maleakhi (abad ke-5 SM).
Tahapan penulisannya meliputi:
- Taurat (Kitab Musa) – dasar hukum dan kisah penciptaan.
- Kitab Sejarah – seperti Yosua, Hakim-Hakim, Raja-Raja, dan Tawarikh yang mencatat perjalanan Israel.
- Kitab Hikmat dan Puisi – seperti Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, dan Ayub yang berisi doa, nyanyian, serta hikmat hidup.
- Kitab Nabi-nabi – nubuat besar dan kecil, mulai dari Yesaya, Yeremia, Yehezkiel hingga Maleakhi.
Penulisan ini melibatkan berbagai situasi: dari masa damai, pembuangan, hingga pemulihan bangsa Israel.
3. Bahasa Asli Perjanjian Lama
Sebagian besar Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani, bahasa asli bangsa Israel. Namun, ada bagian tertentu yang ditulis dalam bahasa Aram, seperti pada kitab Daniel dan Ezra.
Kedua bahasa ini bukan hanya sarana komunikasi, tetapi juga menyimpan kekayaan makna rohani. Misalnya, kata-kata Ibrani dalam Mazmur atau nubuat Yesaya memuat kedalaman yang terkadang sulit diterjemahkan secara penuh.
4. Peran Keluaran 24:4 dalam Sejarah Alkitab
Keluaran 24:4 sangat penting karena menandai awal dokumentasi firman Allah secara sistematis. Ada beberapa makna besar dari ayat ini:
Kesetiaan Allah – Tuhan berinisiatif agar firman-Nya tidak hilang dalam ingatan, melainkan tercatat untuk selamanya.
Tanggung jawab Musa – Musa sebagai pemimpin dipanggil bukan hanya menyampaikan firman, tetapi juga menuliskannya dengan setia.
Warisan Iman – Dengan ditulis, firman Allah menjadi pedoman hidup bagi generasi berikutnya, termasuk kita di masa kini.
5. Relevansi Bagi Orang Percaya Masa Kini
Sejarah penulisan Perjanjian Lama bukan sekadar catatan kuno, tetapi mengandung pelajaran penting bagi umat Kristus:
- Firman Allah tetap sama – meski ditulis ribuan tahun lalu, pesan Allah tetap hidup dan relevan.
- Pentingnya belajar Alkitab – jika Musa menulis firman agar tidak dilupakan, kita pun dipanggil membaca dan merenungkannya setiap hari.
- Firman itu memelihara iman – dalam situasi sulit, umat Allah selalu menemukan kekuatan melalui firman-Nya.
- Kesetiaan Tuhan nyata – sejarah penulisan Alkitab adalah bukti Allah memelihara janji-Nya kepada umat-Nya.
Kesimpulan: Firman yang Hidup dari Masa ke Masa
Periode penulisan Perjanjian Lama menunjukkan bahwa firman Allah bukan sekadar kata-kata manusia, tetapi wahyu ilahi yang ditulis melalui orang-orang pilihan-Nya. Keluaran 24:4 menjadi tonggak awal bahwa Allah menghendaki firman-Nya dicatat dan diwariskan lintas generasi.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menghargai sejarah ini dengan membaca, merenungkan, dan hidup dalam kebenaran firman. Sama seperti Musa menuliskannya dengan setia, kita pun dipanggil untuk memelihara firman itu dalam hati kita dan meneruskannya kepada generasi berikutnya.
Firman Allah adalah warisan kekal, fondasi iman, dan sumber kehidupan rohani yang tak tergantikan.
#SejarahAlkitab #PerjanjianLama #Keluaran244 #FirmanAllah #TauratMusa #PenulisanAlkitab #KitabSuci #JalanKebenaran #RenunganKristen #ImanKekal