Matius 5:18 menegaskan kekekalan firman. Pelajari perbedaan makna teks Ibrani dan Yunani untuk memahami pesan Yesus.
Pendahuluan: Firman yang Kekal
Alkitab adalah firman Allah yang ditulis dalam bahasa manusia. Yesus berkata dalam Matius 5:18 “Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.”
Ayat ini menegaskan bahwa firman Allah kekal dan tidak akan berlalu. Untuk memahaminya dengan benar, penting melihat bagaimana teks asli Alkitab ditulis dalam bahasa Ibrani dan Yunani, serta bagaimana perbedaan makna bahasa dapat memengaruhi penafsiran kita.
1. Bahasa Ibrani dalam Perjanjian Lama
Perjanjian Lama ditulis terutama dalam bahasa Ibrani, dengan sedikit bagian dalam bahasa Aram. Bahasa Ibrani memiliki ciri kaya simbol, kiasan, dan nuansa puitis. Satu kata bisa memiliki beberapa makna tergantung konteks.
Contohnya, kata *Torah* tidak hanya berarti “hukum”, tetapi juga “pengajaran” atau “petunjuk”. Hal ini menegaskan bahwa hukum Allah bukan sekadar aturan, tetapi juga pedoman hidup penuh kasih yang menuntun umat.
2. Bahasa Yunani dalam Perjanjian Baru
Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani Koine, bahasa umum pada zaman Yesus dan para rasul. Bahasa Yunani sangat detail, sistematis, dan memiliki banyak bentuk kata yang menunjukkan waktu, aspek, dan nuansa tindakan.
Misalnya, kata *logos* dalam Yohanes 1:1 bukan sekadar “kata”, tetapi menunjuk pada Yesus sebagai Firman Allah yang hidup. Kejelasan ini membantu pembaca memahami makna teologis yang dalam.
3. Makna “Iota” dan “Titik” dalam Matius 5:18
Dalam Matius 5:18, Yesus menyebut “iota” (huruf terkecil dalam Yunani) dan “titik” (sebuah tanda kecil dalam tulisan Ibrani). Dengan memakai kedua istilah ini, Yesus menekankan bahwa tidak ada bagian sekecil apa pun dari firman Allah yang akan hilang.
Dalam teks Ibrani, tanda sekecil pun bisa mengubah arti kata. Dalam teks Yunani, iota melambangkan sesuatu yang dianggap sangat kecil. Yesus ingin menegaskan bahwa firman Tuhan sempurna, lengkap, dan tetap berlaku sampai semuanya digenapi.
4. Pentingnya Memahami Perbedaan Bahasa
Perbedaan antara Ibrani dan Yunani bukan untuk membingungkan, melainkan memperkaya pemahaman kita. Bahasa Ibrani menunjukkan kedalaman simbol dan hati Allah. Bahasa Yunani menekankan kejelasan dan penjelasan logis.
Dengan mempelajari keduanya, kita semakin yakin bahwa firman Allah dapat dipercaya sepenuhnya. Tidak ada satu pun janji Allah yang gagal, karena Yesus sendiri menjamin kekekalan firman.
5. Relevansi bagi Kehidupan Kita
Matius 5:18 mengajarkan bahwa firman Allah bukan hanya teks kuno, tetapi kebenaran yang hidup. Meski bahasa dan budaya berbeda, pesan utamanya tetap sama: Allah setia pada firman-Nya.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menghormati, mempelajari, dan menghidupi firman itu. Firman Allah adalah pelita bagi kaki kita, yang menuntun langkah di tengah dunia yang penuh perubahan.
Kesimpulan: Firman yang Tidak Pernah Berlalu
Perbedaan bahasa Ibrani dan Yunani menegaskan betapa berharganya firman Allah. Setiap huruf, tanda, dan makna adalah bagian dari rencana kekal Tuhan. Yesus mengingatkan kita bahwa sebelum langit dan bumi lenyap, firman Allah tetap teguh.
Mari kita belajar mencintai firman, bukan hanya membacanya, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebab firman Allah adalah janji yang kekal, yang tidak akan pernah gagal.
#SejarahAlkitab #Matius518 #FirmanAllah #BahasaIbrani #BahasaYunani #YesusKristus #RenunganAlkitab #KekekalanFirman #JalanKebenaran #RenunganHarian