Renungan Lukas 7:48 meneguhkan bahwa kasih Yesus sanggup mengampuni segala dosa dan memberi hidup baru penuh damai.
Pendahuluan: Kasih yang Melampaui Batas Kemanusiaan
Setiap manusia pernah melakukan dosa. Ada rasa bersalah, malu, bahkan putus asa yang sering menghantui. Namun kabar baik Injil adalah: Yesus datang bukan untuk menghukum, tetapi untuk mengampuni dan memulihkan. Dalam Lukas 7:48, Yesus berkata kepada seorang perempuan yang penuh dosa: “Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: ‘Dosamu telah diampuni.’”
Ayat ini menegaskan kasih Yesus yang tidak terbatas. Ia menghapus dosa, bukan berdasarkan besar kecilnya kesalahan, melainkan karena kasih-Nya yang sempurna.
1. Dosa Membuat Manusia Terikat
Dosa bukan sekadar kesalahan moral, melainkan belenggu yang memisahkan manusia dari Allah. Perasaan bersalah sering membuat hati gelisah, hubungan rusak, dan hidup kehilangan arah. Perempuan dalam Lukas 7 dikenal sebagai pendosa besar, sehingga ditolak masyarakat. Namun, justru kepada orang seperti inilah kasih Yesus dinyatakan.
Kabar baiknya, tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni oleh Kristus. Apapun masa lalu kita, kasih Yesus jauh lebih kuat daripada rasa bersalah kita.
2. Kasih Yesus Melampaui Penghakiman Manusia
Sering kali manusia mudah menghakimi. Orang-orang yang hadir saat itu meremehkan perempuan berdosa tersebut. Mereka memandang rendah, bahkan mempertanyakan mengapa Yesus mau menerimanya. Namun Yesus melihat hati, bukan sekadar perbuatan masa lalu.
Kasih Yesus menembus batas stigma sosial. Ia meneguhkan bahwa setiap orang berharga di mata-Nya. Ketika manusia menolak, Yesus justru merangkul. Itulah kasih yang sejati.
3. Pengampunan Membawa Damai Sejahtera
Saat Yesus berkata “Dosamu telah diampuni”, perkataan itu bukan hanya kalimat biasa, melainkan kuasa yang membebaskan. Dosa yang membelenggu dilepaskan, hati yang hancur dipulihkan, dan jiwa yang gelisah mendapatkan damai.
Pengampunan Yesus bukan hanya menghapus catatan dosa, tetapi juga memberi hidup baru. Hidup yang dipenuhi pengharapan, kekuatan, dan sukacita dalam Tuhan.
4. Respon Iman yang Menghargai Kasih Kristus
Pengampunan selalu berkaitan dengan iman. Perempuan dalam Lukas 7 datang kepada Yesus dengan kerendahan hati, air mata, dan kasih yang tulus. Ia percaya bahwa Yesus sanggup mengampuni. Dan benar, imannya menyelamatkan.
Kita pun dipanggil untuk merespons kasih Yesus dengan iman. Bukan sekadar percaya secara akal, tetapi menerima dengan hati yang sungguh-sungguh. Iman yang benar akan menghasilkan pertobatan dan hidup yang berbuah bagi Tuhan.
5. Hidup Baru dalam Kasih yang Mengampuni
Setelah diampuni, Yesus tidak hanya meninggalkan perempuan itu dalam keadaan semula. Ia diberi kesempatan untuk hidup baru, bebas dari dosa, dan berjalan dalam kasih Tuhan.
Hal ini juga berlaku bagi kita. Saat menerima pengampunan Kristus, hidup kita dipulihkan. Kita dipanggil untuk meninggalkan dosa lama dan berjalan dalam terang firman-Nya. Kasih Yesus bukan hanya mengampuni masa lalu, tetapi juga memberi arah baru untuk masa depan.
6. Kasih Yesus sebagai Dasar Pengampunan kepada Sesama
Menerima kasih Yesus yang mengampuni juga berarti belajar mengampuni sesama. Kita tidak bisa memberi apa yang tidak kita terima. Namun, setelah mengalami kasih Yesus, kita dimampukan untuk melepaskan pengampunan kepada orang lain.
Yesus mengajarkan bahwa mengampuni bukan pilihan, melainkan bagian dari hidup orang percaya. Sebab pengampunan membawa pembebasan, baik bagi diri kita sendiri maupun orang yang kita ampuni.
Kesimpulan: Kasih yang Membebaskan
Lukas 7:48 meneguhkan kebenaran bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni Yesus. Kasih-Nya sanggup memulihkan, mengubah, dan memberi hidup baru.
Mari kita datang kepada-Nya dengan iman, menyerahkan segala dosa dan luka, serta menerima pengampunan yang sempurna. Kasih Yesus membebaskan kita dari masa lalu yang kelam, dan membawa pada kehidupan yang penuh damai, sukacita, dan pengharapan.
#KasihYesus #Lukas748 #PengampunanDosa #RenunganKristen #KasihYangMembebaskan #Pertobatan #ImanKristen #DamaiSejahtera #JalanKebenaran #RenunganHarian