Renungan Lukas 15:20 mengajarkan kasih Yesus yang memeluk pendosa dan membuka jalan bagi pemulihan hidup.
Pendahuluan: Kasih yang Tak Pernah Menolak
Kasih Yesus adalah kasih yang tidak mengenal batas. Dalam Lukas 15:20, kita melihat salah satu gambaran paling indah tentang kasih Allah: “Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.”
Ayat ini adalah inti dari perumpamaan anak yang hilang. Yesus menunjukkan bagaimana kasih Bapa yang di surga penuh pengampunan, selalu menanti dan menyambut anak-anak-Nya yang kembali.
1. Pendosa yang Hilang dan Rindu Pulang
Kisah anak bungsu yang meninggalkan rumah ayahnya menggambarkan manusia yang memilih jalan dosa. Dunia menawarkan kenikmatan sesaat, tetapi akhirnya membawa kehancuran. Anak itu menyadari kesalahannya, merasa hina, dan ingin pulang meski hanya sebagai hamba.
Inilah kondisi banyak orang yang jauh dari Tuhan. Mereka merasa tidak layak, penuh dosa, dan hancur. Namun, kerinduan untuk pulang menunjukkan masih ada pengharapan.
2. Bapa yang Menanti dengan Hati Rindu
Hal yang luar biasa dari Lukas 15:20 adalah reaksi sang ayah. Ia tidak menunggu dengan marah, melainkan **berlari** menyambut anaknya. Ini melanggar tradisi budaya pada waktu itu, sebab seorang kepala keluarga tidak biasanya berlari. Namun, demi kasih, ia merendahkan diri untuk memeluk anaknya kembali.
Kasih Allah jauh lebih besar dari rasa bersalah manusia. Dia tidak hanya menunggu, tetapi berinisiatif menyambut setiap pendosa yang kembali. Inilah gambaran kasih Yesus yang merangkul kita apa adanya.
3. Kasih yang Tidak Menghitung Kesalahan
Banyak orang berpikir bahwa sebelum kembali kepada Tuhan, mereka harus “membersihkan diri” lebih dulu. Namun kisah ini mengajarkan bahwa kasih Bapa tidak menunggu kita sempurna. Saat anak itu masih dalam keadaan kotor, hina, dan bau ternak, sang ayah tetap memeluknya.
Yesus mengajarkan bahwa kasih sejati tidak menghitung kesalahan masa lalu. Ia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Lukas 19:10). Kasih-Nya menutupi segala dosa, memberikan jubah baru, cincin tanda pemulihan, dan pesta sukacita bagi yang kembali.
4. Kasih Yesus yang Memulihkan Identitas
Pelukan sang ayah bukan sekadar ungkapan kasih, melainkan pemulihan identitas. Anak yang tadinya hendak meminta untuk dijadikan hamba, justru dipulihkan sebagai anak sejati.
Demikian juga Yesus memeluk kita bukan hanya untuk menghapus dosa, tetapi juga mengembalikan kita ke posisi sebagai anak-anak Allah. Kita bukan lagi hamba dosa, melainkan ahli waris kerajaan surga (Roma 8:15-17).
5. Relevansi bagi Kita Hari Ini
Renungan ini mengingatkan bahwa:
- Tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni Yesus.
- Tuhan selalu menanti kita pulang dengan hati penuh kasih.
- Kasih Yesus memulihkan dan memberi identitas baru.
- Kita dipanggil untuk juga memeluk sesama yang jatuh, bukan menghakimi mereka.
Dalam kehidupan sehari-hari, kasih ini nyata ketika kita mau mengampuni, merangkul, dan mengasihi orang lain, bahkan mereka yang dianggap “tidak layak.”
Kesimpulan: Pelukan Kasih yang Mengubah Hidup
Lukas 15:20 menunjukkan betapa besar kasih Yesus kepada pendosa. Ia tidak menolak, tetapi berlari menyambut, merangkul, dan mencium kita. Kasih itu bukan hanya menghapus masa lalu, tetapi juga memberikan masa depan penuh pengharapan.
Mari kita datang kepada Yesus dengan hati yang hancur. Jangan takut akan penolakan, sebab kasih-Nya selalu membuka tangan bagi setiap jiwa yang ingin pulang.
#KasihYesus #RenunganAlkitab #Lukas1520 #KasihAllah #AnakYangHilang #YesusKristus #PemulihanHidup #FirmanTuhan #KasihPengampunan #JalanKebenaran