Kasih Yesus menyambut setiap orang yang bertobat, seperti Bapa yang menerima kembali anak hilang dalam Lukas 15:24.
Pendahuluan: Kasih yang Selalu Menyambut
Kisah anak yang hilang dalam Lukas 15 adalah salah satu perumpamaan paling indah yang disampaikan Yesus. Ayat kunci kita hari ini berkata: “Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.” (Lukas 15:24)
Ayat ini menggambarkan kerinduan hati Allah yang penuh kasih, siap menyambut setiap orang berdosa yang kembali kepada-Nya. Kisah ini bukan hanya cerita, tetapi gambaran nyata dari kasih Yesus yang tidak pernah meninggalkan kita.
1. Gambaran Bapa Surgawi
Tokoh utama dalam perumpamaan ini bukanlah anak yang hilang, melainkan sang ayah. Sikap ayah yang berlari menyambut anaknya adalah gambaran kasih Allah yang penuh belas kasihan.
Yesus ingin menunjukkan bahwa Bapa di surga tidak menghitung masa lalu kita, melainkan merangkul kita dengan penuh sukacita ketika kita bertobat.
2. Anak Hilang sebagai Cermin Kita
Anak bungsu dalam perumpamaan menggambarkan manusia yang menjauh dari Allah. Ia memilih jalan sendiri, menghabiskan harta warisan, dan akhirnya terpuruk dalam penderitaan.
Ini adalah gambaran dari hidup manusia tanpa Tuhan: mencari kebahagiaan duniawi tetapi berakhir dalam kehampaan. Namun, kabar baiknya adalah kasih Allah tetap tersedia.
3. Pertobatan: Titik Balik Kehidupan
Ketika anak itu sadar akan kondisinya, ia memutuskan untuk kembali. Inilah yang disebut pertobatan: kesadaran bahwa jauh dari Allah kita tidak bisa hidup, lalu memilih pulang ke rumah Bapa.
Pertobatan sejati bukan sekadar menyesal, tetapi berbalik arah menuju kasih karunia Tuhan.
4. Kasih Yesus yang Menyambut
Hal paling indah dalam kisah ini adalah reaksi sang ayah. Ia tidak menunggu dengan dingin, melainkan berlari, merangkul, dan memeluk anaknya.
Inilah kasih Yesus—kasih yang tidak menghakimi, melainkan mengampuni. Kasih yang tidak menolak, tetapi merangkul. Kasih yang memulihkan identitas kita sebagai anak Allah.
5. Pesta Sukacita di Surga
Ayat 24 menegaskan bahwa ada sukacita besar ketika seorang berdosa bertobat. Surga bersukaria, sama seperti rumah ayah itu dipenuhi pesta.
Setiap jiwa yang kembali kepada Tuhan begitu berharga di mata-Nya. Inilah bukti bahwa kita tidak pernah terlalu jauh untuk diselamatkan oleh kasih Yesus.
6. Relevansi bagi Hidup Kita
Kisah ini bukan hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk kita. Ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita hidupi:
- Allah selalu siap menerima kita kembali — tidak peduli seberapa jauh kita tersesat.
- Pertobatan membuka jalan pemulihan— langkah kecil menuju Tuhan akan disambut dengan pelukan besar kasih-Nya.
- Kasih Yesus memulihkan identitas kita — dari orang berdosa menjadi anak yang dikasihi.
- Surga bersukacita atas satu jiwa yang kembali— hidup kita sangat berharga di mata Tuhan.
7. Menghidupi Kasih yang Sama
Sebagai orang percaya, kita juga dipanggil untuk meneladani kasih Bapa. Artinya:
- Mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
- Menyambut kembali mereka yang jatuh dalam dosa dengan kasih, bukan penghakiman.
- Membagikan kabar sukacita bahwa Yesus selalu siap menerima siapa saja yang mau bertobat.
Dengan demikian, kita tidak hanya mengalami kasih itu, tetapi juga menjadi saluran kasih bagi orang lain.
Kesimpulan: Kasih yang Tidak Pernah Berhenti
Lukas 15:24 mengingatkan kita bahwa kasih Yesus selalu lebih besar daripada dosa kita. Tidak ada jarak terlalu jauh, tidak ada kegagalan terlalu dalam, yang bisa memisahkan kita dari kasih-Nya.
Ketika kita kembali, Yesus menyambut dengan sukacita, memulihkan, dan menghidupkan kembali roh kita. Mari kita hidup dalam kasih itu, dan menjadi saksi kasih yang menyelamatkan bagi dunia.
#KasihYesus #RenunganKristen #AnakHilang #Lukas1524 #Pertobatan #KasihKarunia #RenunganAlkitab #YesusKristus #PemulihanRohani #JalanKebenaran