Yesus mengampuni di kayu salib. Renungkan Lukas 23:34 tentang kasih pengampunan yang menyelamatkan hidup manusia.
Pendahuluan: Kasih yang Mengampuni di Tengah Penderitaan
Puncak kasih Yesus Kristus dinyatakan di kayu salib. Saat tubuh-Nya menderita, hati-Nya justru mengucapkan doa pengampunan: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34)
Ayat ini menjadi pusat renungan iman Kristen. Di saat manusia berbuat jahat kepada-Nya, Yesus justru memilih untuk mengampuni. Pengampunan ini tidak hanya untuk para algojo, tetapi untuk seluruh umat manusia.
1. Salib: Simbol Kasih yang Mengampuni
Bagi dunia, salib adalah tanda penghukuman dan kehinaan. Namun bagi orang percaya, salib adalah lambang kasih terbesar. Di sana, Yesus menanggung dosa umat manusia dan membuka jalan keselamatan.
- Salib bukan hanya penderitaan, tetapi juga pengharapan.
- Salib bukan sekadar tragedi, melainkan bukti pengampunan Allah.
- Salib adalah tempat rekonsiliasi antara Allah dan manusia.
Yesus tidak hanya mengajarkan kasih dengan kata-kata, melainkan membuktikannya dengan pengorbanan.
2. Lukas 23:34 – Doa Pengampunan Yesus
Ketika Yesus berdoa, “Ya Bapa, ampunilah mereka,” Ia menunjukkan kasih yang melampaui batas. Tidak ada kebencian, tidak ada dendam, hanya kasih yang penuh belas kasihan.
Pengampunan Yesus:
- Tanpa syarat – Ia mengampuni meski manusia tidak meminta.
- Menyeluruh – Tidak terbatas pada orang yang menyalibkan-Nya, melainkan bagi semua manusia.
- Menjadi teladan – Yesus memberi contoh bagaimana mengasihi musuh sekalipun.
3. Kuasa Pengampunan yang Membebaskan
Pengampunan bukan hanya membebaskan orang yang bersalah, tetapi juga yang mengampuni. Yesus menunjukkan bahwa kasih lebih besar daripada kebencian.
- Pengampunan menghancurkan kuasa dosa.
- Pengampunan membuka pintu keselamatan.
- Pengampunan membawa damai sejahtera.
Dengan menerima pengampunan Yesus, hidup manusia dipulihkan dan memperoleh kebebasan sejati.
4. Relevansi Pengampunan Yesus Bagi Kita
Seringkali manusia sulit mengampuni, terutama ketika disakiti atau dikhianati. Namun, kasih Yesus menjadi teladan agar kita juga belajar mengampuni.
Firman Tuhan dalam Efesus 4:32 berkata: “Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra, dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”
Artinya, pengampunan yang kita terima harus menjadi gaya hidup. Kita diampuni untuk mengampuni.
5. Hidup dalam Kasih Pengampunan
Kasih Yesus yang mengampuni di kayu salib mengajarkan kita untuk:
- Mengampuni tanpa batas. Jangan menyimpan dendam, melainkan lepaskan.
- Melayani dengan kasih. Pengampunan membangun hubungan yang sehat.
- Memberi kesaksian. Hidup yang penuh pengampunan memuliakan Tuhan.
Dengan begitu, kasih Yesus yang mengampuni bukan hanya menjadi sejarah, tetapi menjadi pengalaman nyata setiap hari.
Kesimpulan: Salib Adalah Kasih yang Mengampuni
Lukas 23:34 mengingatkan bahwa pengampunan Yesus adalah puncak kasih Allah bagi dunia. Di kayu salib, Yesus tidak hanya menebus dosa manusia, tetapi juga memberikan teladan pengampunan sejati.
Kasih pengampunan Yesus memanggil kita untuk hidup bebas dari dendam, luka, dan rasa bersalah. Marilah kita menerima kasih itu, lalu membagikannya kepada sesama.
Salib bukan sekadar lambang, melainkan kuasa yang mengubahkan hidup.
#KasihYesus #Pengampunan #Lukas2334 #YesusKristus #RenunganKristen #JalanKebenaran #KasihPengampunan #SalibYesus #RenunganHarian #FirmanTuhan