Bahasa Aram dalam Alkitab berperan penting, khususnya dalam Daniel 2:4, mengungkap konteks sejarah dan pewahyuan Allah.
Pendahuluan: Bahasa yang Hidup dalam Firman
Alkitab ditulis dalam berbagai bahasa yang mencerminkan sejarah dan konteks zaman penulisannya. Selain bahasa Ibrani dan Yunani, bahasa Aram juga berperan penting dalam penyusunan sebagian kitab suci. Salah satu contoh nyata penggunaannya terdapat dalam Daniel 2:4, di mana catatan nubuatan ditulis dalam bahasa Aram. Pemahaman mengenai bahasa ini membantu kita mengerti pesan Firman Tuhan secara lebih mendalam.
1. Apa Itu Bahasa Aram?
Bahasa Aram adalah bahasa Semit yang berkembang di wilayah Mesopotamia dan sekitarnya. Sejak abad ke-6 SM, bahasa ini menjadi bahasa komunikasi internasional di Timur Dekat. Aram digunakan oleh pedagang, pemerintahan, bahkan rakyat jelata dalam kehidupan sehari-hari.
Kedekatan bahasa Aram dengan bahasa Ibrani membuatnya mudah dipahami oleh bangsa Israel yang hidup dalam masa pembuangan di Babel. Inilah salah satu alasan mengapa beberapa bagian Alkitab ditulis dalam bahasa ini.
2. Bagian Alkitab yang Ditulis dalam Bahasa Aram
Meskipun sebagian besar Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani, ada beberapa bagian yang menggunakan bahasa Aram, yaitu:
- Ezra 4:8–6:18 dan 7:12–26
- Daniel 2:4–7:28
- Yeremia 10:11
Penggunaan bahasa Aram dalam bagian ini bukanlah kebetulan. Hal ini menunjukkan betapa eratnya pengaruh budaya dan bahasa asing pada zaman pembuangan serta dominasi politik bangsa-bangsa lain terhadap Israel.
3. Daniel 2:4 dan Peralihan Bahasa
Ayat Daniel 2:4 menandai perubahan unik dalam teks: “Lalu berkatalah orang-orang Kasdim kepada raja dalam bahasa Aram...”
Mulai dari bagian ini hingga akhir pasal 7, kitab Daniel ditulis dalam bahasa Aram. Pergantian bahasa ini bukan sekadar teknis, melainkan mengandung makna teologis. Aram, sebagai bahasa internasional, dipakai untuk menyampaikan pesan Allah yang ditujukan bukan hanya bagi bangsa Israel, tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain.
Dengan demikian, nubuat dalam Daniel tidak terbatas pada umat pilihan, tetapi mencakup rencana Allah bagi seluruh dunia.
4. Makna Teologis dari Penggunaan Bahasa Aram
Penggunaan bahasa Aram dalam kitab Daniel memiliki makna yang dalam:
1. Pesan Allah Bersifat Universal.
Dengan ditulis dalam bahasa internasional, pesan Daniel bisa dimengerti oleh bangsa-bangsa sekitar. Ini menunjukkan bahwa karya Allah tidak terbatas hanya pada Israel, tetapi berlaku bagi semua bangsa.
2. Kesaksian di Tengah Pembuangan
Dalam masa pembuangan, bangsa Israel belajar bahwa Allah tetap berdaulat. Dengan bahasa Aram, nubuat Daniel bisa menjadi kesaksian iman yang dikenal luas di antara bangsa-bangsa.
3.Pengingat bahwa Allah Menguasai Sejarah
Nubuat Daniel tentang kerajaan-kerajaan besar (Babel, Media-Persia, Yunani, dan Romawi) ditulis dalam bahasa yang dipahami bangsa asing, menegaskan bahwa Allah berkuasa atas sejarah dunia.
5. Relevansi bagi Orang Percaya Masa Kini
Bagi kita, memahami penggunaan bahasa Aram di dalam Alkitab mengajarkan beberapa hal penting:
Firman Allah dapat menjangkau semua orang: sama seperti bahasa Aram yang bersifat universal, Injil hari ini disampaikan dalam banyak bahasa agar semua bangsa mendengar kabar baik.
Allah bekerja melalui konteks sejarah: Ia memakai bahasa dan budaya yang ada untuk menyatakan kebenaran-Nya.
Iman yang berdampak luas: kesaksian hidup orang percaya bukan hanya untuk kalangan sendiri, tetapi juga untuk dunia yang lebih luas.
6. Bahasa Aram dan Kehidupan Yesus
Menariknya, bahasa Aram juga dipakai dalam zaman Perjanjian Baru. Yesus sendiri kemungkinan besar berbicara dalam bahasa Aram sehari-hari. Beberapa perkataan Yesus yang dicatat langsung dalam bahasa Aram antara lain:
- Talita kum (Markus 5:41)
- Eloi, Eloi, lama sabakhtani (Markus 15:34)
- Effata (Markus 7:34)
Hal ini semakin menegaskan bahwa bahasa Aram memiliki peranan penting dalam sejarah penyelamatan, baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Kesimpulan: Firman yang Hidup untuk Segala Bangsa
Bahasa Aram dalam Alkitab, khususnya dalam Daniel 2:4*, menunjukkan bagaimana Allah menyampaikan pesan-Nya dengan cara yang bisa dimengerti banyak bangsa. Hal ini menegaskan bahwa firman-Nya bersifat universal, melampaui batas bahasa, budaya, dan bangsa.
Bagi kita hari ini, pesan itu tetap sama: Allah yang berdaulat atas sejarah ingin agar semua manusia mendengar dan mengenal kasih-Nya. Mari kita hidup sebagai saksi-Nya, menyampaikan firman itu dengan bahasa kasih yang dapat dipahami semua orang.
#SejarahAlkitab #BahasaAram #Daniel24 #FirmanAllah #KitabDaniel #RenunganKristen #BahasaAlkitab #JalanKebenaran #ImanKristen #BelajarAlkitab