Iblis menyesatkan gereja dengan ajaran palsu, kompromi moral, dan kepalsuan rohani. Gereja harus waspada dan teguh dalam Firman.
Ayat Kunci: 2 Timotius 4:3-4 (TB) "Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat... mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng."
Di zaman akhir, strategi Iblis bukan hanya menyerang dari luar, tapi juga menyusup ke dalam gereja dan komunitas rohani. Taktiknya halus, dibungkus dengan kemasan religius dan kebaikan, tapi intinya adalah untuk melemahkan kuasa Firman, menciptakan kebingungan, dan menjauhkan umat dari kebenaran Kristus.
1. Ajaran Palsu yang Memikat Hati
Salah satu senjata utama Iblis dalam gereja adalah pengajaran yang menyimpang dari kebenaran. Seperti yang diperingatkan Paulus kepada Timotius, banyak orang akan lebih senang mendengar hal-hal yang menyenangkan telinga daripada kebenaran yang menyakitkan tapi menyelamatkan.
Ajaran palsu seringkali menghapus salib, mengaburkan dosa, dan mengangkat kemakmuran di atas kekudusan. Ini membuat jemaat merasa "aman secara rohani" tanpa pertobatan sejati.
2. Kompromi Moral dalam Nama Kasih
Iblis menggunakan slogan "kasih dan toleransi" untuk menyusupkan kompromi terhadap standar kekudusan. Nilai dunia dibawa masuk ke dalam gereja tanpa disaring oleh kebenaran Firman. Hubungan seks di luar nikah, gaya hidup menyimpang, dan korupsi hati dibiarkan dengan alasan "jangan menghakimi."
Padahal, kasih sejati selalu disertai dengan kebenaran dan disiplin ilahi. Gereja yang sejati harus berani berdiri untuk kebenaran walaupun tidak populer.
3. Kepalsuan Rohani dan Penyesatan Emosional
Strategi lain yang digunakan adalah mengganti kekuatan Firman dengan pengalaman emosional semata. Ibadah dipenuhi dengan pertunjukan, tetapi hati kosong. Doa tidak lagi tulus, pelayanan menjadi rutinitas, dan pemimpin rohani lebih mementingkan popularitas daripada kekudusan.
Iblis membuat gereja sibuk secara kegiatan, tetapi kering secara rohani. Ini adalah bentuk penyesatan yang paling berbahaya, karena terlihat hidup, padahal mati (Wahyu 3:1).
4. Perpecahan dan Kepentingan Pribadi
Komunitas rohani dirusak lewat ego, ambisi pribadi, dan roh perpecahan. Iblis memecah gereja dari dalam lewat gosip, iri hati, dan kepemimpinan yang tidak berakar pada Kristus. Tujuannya jelas: melemahkan kesatuan tubuh Kristus dan menghentikan pekerjaan Kerajaan Allah.
Kesimpulan:
Gereja dan komunitas rohani harus berjaga-jaga dan terus menguji setiap roh dan ajaran (1 Yohanes 4:1). Strategi Iblis sangat rapi dan menyusup halus, tapi Firman Tuhan tetap menjadi benteng dan pedoman utama. Hanya gereja yang berdiri di atas dasar Kristus yang akan bertahan di tengah badai penyesatan zaman akhir ini.
#StrategiIblis #ZamanAkhir #PenyesatanRohani #GerejaAkhirZaman #AjaranPalsu #2Timotius4 #JalanKebenaran #FirmanTuhan #KebenaranAlkitab #Waspadalah #RenunganKristen #KekudusanHidup #KomunitasRohani #UmatKristus #DisiplinRohani #HidupDalamFirman #ImanYangTeguh #YesusAdalahKebenaran #WahyuTigaSatu #KembaliKeSalib #Alkitab #Bible #KitabSuci #RohaniKristen #Injil #Taurat #Allah #Tuhan #Yesus #Kristus #TuhanYesusKristus #YesusKristus #Bapa #Putra #RohKudus #BapaPutraDanRohKudus