Waspadai nabi palsu dan ajaran sesat yang masuk ke gereja modern. Kembali pada kebenaran Firman Tuhan yang sejati.
Ayat kunci: 2 Petrus 2:1 “Sebagaimana di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan menyelundupkan ajaran sesat yang membinasakan…”
Penyusupan Ajaran Sesat, Nabi Palsu, dan Ajaran Kompromi (1)
Dalam zaman yang semakin mendekati akhir, gereja bukan hanya menghadapi tantangan dari luar, tetapi juga dari dalam. Salah satu ancaman terbesar terhadap kekudusan dan kemurnian gereja adalah penyusupan ajaran sesat, nabi palsu, dan ajaran kompromi yang perlahan-lahan menggantikan Injil yang murni dengan pesan-pesan yang menyenangkan telinga, tetapi menyesatkan jiwa.
1. Ajaran Sesat dan Guru Palsu Menyusup Diam-diam
Alkitab telah lama memperingatkan bahwa akan datang waktunya ketika orang tidak lagi menerima ajaran sehat (2 Timotius 4:3), melainkan mengumpulkan guru-guru yang menyampaikan apa yang ingin mereka dengar. Ajaran-ajaran palsu ini seringkali tampak rohani, menggunakan nama Yesus dan kutipan ayat-ayat Alkitab, tetapi mengaburkan inti Injil yang sejati: pertobatan, salib, dan kasih karunia.
2. Nabi Palsu: Menggunakan Nama Tuhan untuk Ambisi Pribadi
Nabi palsu bukanlah fenomena baru. Sejak zaman Perjanjian Lama, mereka muncul dengan nubuat yang dibuat-buat, menjanjikan damai padahal Tuhan menyatakan penghakiman (Yeremia 6:14). Di zaman modern, mereka tampil dengan karisma, menjanjikan kekayaan dan keberhasilan, namun jauh dari kehendak Allah. Mereka menyesatkan umat dengan “tanda dan mujizat”, padahal tujuannya adalah mencari keuntungan pribadi.
3. Ajaran Kompromi: Menyesuaikan Injil dengan Dunia
Bahaya yang tidak kalah besar adalah kompromi di dalam gereja. Banyak pengkhotbah dan pemimpin gereja mulai menyesuaikan pesan mereka agar “relevan”, namun dalam proses itu menghapus aspek penting seperti dosa, neraka, dan perlunya pertobatan. Injil yang kehilangan kuasa kebenaran tidak lagi menyelamatkan.
4. Kembali pada Firman dan Pengujian Roh
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tidak mudah percaya setiap roh, tetapi mengujinya (1 Yohanes 4:1). Kembali pada Alkitab, mempelajari kebenaran, dan hidup dipimpin Roh Kudus adalah senjata utama untuk melawan penyesatan.
Kesimpulan:
Gereja harus berjaga-jaga. Kita hidup di masa yang penuh tipu daya rohani. Firman Tuhan adalah satu-satunya standar yang dapat kita pegang teguh. Jangan sampai kompromi atau kebutaan rohani menjauhkan kita dari keselamatan yang sejati dalam Kristus Yesus.