Kasih Yesus memberi kekuatan dalam penantian. Lukas 21:36 mengajarkan doa dan berjaga untuk tetap teguh dalam iman.
Penantian yang Penuh Makna
Setiap manusia pasti pernah mengalami masa penantian. Ada yang menanti jawaban doa, kesembuhan, pekerjaan, pasangan hidup, atau bahkan kedatangan Tuhan Yesus kembali. Penantian sering kali membuat hati gelisah, lelah, bahkan kehilangan harapan. Namun, Lukas 21:36 menegaskan:“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kasih Yesus adalah sumber kekuatan yang menopang kita melewati setiap penantian.
1. Penantian Bukan Sekadar Waktu yang Terbuang
Dalam kehidupan sehari-hari, penantian sering dianggap sebagai masa yang membosankan dan melelahkan. Namun, bagi orang percaya, penantian adalah kesempatan untuk membangun iman. Lukas 21:36 menekankan pentingnya berjaga-jaga dan berdoa. Artinya, penantian tidak boleh dilalui dengan pasif, tetapi dengan hati yang terus terhubung dengan Allah.
Kasih Yesus menjadikan penantian bermakna. Ia hadir bukan hanya di akhir, ketika doa terjawab, tetapi juga di sepanjang perjalanan kita menunggu.
2. Doa sebagai Nafas dalam Penantian
Doa adalah sarana utama untuk bertahan dalam masa penantian. Tanpa doa, kita mudah kehilangan arah dan larut dalam kecemasan. Tetapi dengan doa, hati kita dikuatkan dan pikiran kita dipenuhi damai sejahtera.
Kasih Yesus dinyatakan ketika kita berlutut dan menyerahkan segalanya. Doa bukan hanya memohon, tetapi juga melatih hati untuk percaya bahwa waktu Tuhan selalu yang terbaik.
3. Kasih Yesus yang Menguatkan
Kasih Yesus bukan hanya janji, melainkan kekuatan nyata yang memberi keteguhan di tengah penantian. Ia tahu beratnya langkah kita, Ia mengerti air mata kita, dan Ia hadir untuk menopang. Lukas 21:36 menyebutkan agar kita “tahan berdiri di hadapan Anak Manusia”. Itu berarti, kasih Yesus memberi daya tahan rohani supaya kita tidak mudah goyah.
Banyak kesaksian menunjukkan bagaimana orang percaya tetap kuat sekalipun doa belum terjawab, karena mereka merasakan kasih Kristus yang tidak meninggalkan mereka.
4. Penantian Membentuk Karakter
Sering kali, penantian adalah bagian dari proses pembentukan. Dalam penantian, Tuhan sedang membentuk kesabaran, kerendahan hati, dan ketekunan kita. Kasih Yesus hadir untuk menuntun proses ini agar kita tidak berhenti di tengah jalan.
Tanpa kasih Kristus, penantian hanya menimbulkan frustrasi. Tetapi dengan kasih-Nya, penantian melahirkan iman yang lebih kokoh.
5. Hidup Berjaga-jaga sebagai Gaya Hidup
Lukas 21:36 mengajarkan kita untuk selalu berjaga-jaga. Artinya, kita harus hidup dalam kesadaran bahwa Yesus bisa datang kapan saja. Penantian terbesar orang percaya bukan hanya jawaban doa, tetapi kedatangan Yesus yang kedua kali.
Kasih Yesus menguatkan kita untuk tidak hidup sembarangan, tetapi dengan kesetiaan. Berjaga-jaga bukan berarti hidup penuh ketakutan, melainkan penuh pengharapan dan kesiapan.
6. Relevansi Bagi Gereja Masa Kini
Di tengah dunia yang serba cepat, penantian terasa semakin sulit. Banyak orang ingin segala sesuatu instan. Namun, gereja dipanggil untuk mengingatkan umat bahwa penantian dalam kasih Yesus membawa kehidupan yang sejati.
Melalui doa, firman, dan persekutuan, kita saling menguatkan supaya tetap setia sampai akhir. Kasih Kristus adalah energi yang membuat gereja terus bertumbuh, meskipun jawaban doa belum terlihat.
Kesimpulan: Penantian yang Dikuatkan oleh Kasih
Lukas 21:36 menegaskan bahwa berjaga-jaga dan berdoa adalah kunci untuk kuat dalam penantian. Kasih Yesus tidak hanya hadir pada saat jawaban doa diberikan, tetapi juga saat kita masih menunggu.
Ketika kita menyerahkan penantian kepada-Nya, kita akan menemukan kekuatan baru untuk terus melangkah. Penantian bukanlah akhir, tetapi bagian dari perjalanan iman yang penuh kasih.
Kasih Yesus adalah kepastian bahwa kita tidak berjalan sendiri. Dan pada waktunya, kita akan melihat janji Tuhan digenapi dengan indah.
