Pelajari alasan beberapa kitab tidak masuk kanon Alkitab dan makna peringatan Wahyu 22:18-19 tentang Firman Allah.
Pendahuluan: Firman Allah Tidak Boleh Ditambah atau Dikurangi
Wahyu 22:18-19 menegaskan: “Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan nubuat dari kitab ini: Jika seorang menambahkan sesuatu kepadanya, Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jika seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan kitab nubuat ini, Allah akan mengurangkan bagiannya dari pohon kehidupan...”
Ayat ini bukan sekadar peringatan, tetapi penegasan: Firman Allah harus dijaga kemurniannya. Sepanjang sejarah, banyak tulisan rohani, kitab kuno, bahkan ajaran rohani yang tidak dimasukkan ke dalam kanon Alkitab. Mengapa demikian? Mari kita telusuri.
1. Kanon Alkitab: Firman yang Diakui dan Ditetapkan
Kata “kanon” berasal dari istilah Yunani yang berarti patokan atau tolok ukur. Kanon Alkitab adalah kumpulan kitab yang diakui sebagai Firman Allah yang diilhamkan. Gereja mula-mula dan umat Allah sepanjang sejarah tidak sembarangan memasukkan kitab ke dalam Alkitab.
Beberapa kriteria penting yang dipakai adalah:
- Kesesuaian dengan kebenaran iman – tidak boleh bertentangan dengan wahyu sebelumnya.
- Keaslian rasul atau nabi – harus ditulis atau disahkan oleh nabi atau rasul yang diakui.
- Penerimaan luas oleh jemaat – kitab yang diterima secara umum oleh umat Tuhan di berbagai wilayah.
- Kesaksian Roh Kudus – konfirmasi batin dari Allah sendiri dalam jemaat-Nya.
2. Kitab yang Tidak Memenuhi Standar Rohani dan Sejarah
Sepanjang sejarah, banyak tulisan rohani yang baik, mendidik, atau memberikan wawasan sejarah, tetapi tidak diakui sebagai Firman Allah. Beberapa contohnya adalah kitab-kitab Apokrifa dan Pseudepigrafa.
Kitab Apokrifa (misalnya Tobit, Yudit, 1 & 2 Makabe) memiliki nilai sejarah dan etika, tetapi:
- Tidak ditulis oleh nabi atau rasul yang diurapi.
- Tidak pernah diakui sebagai Firman oleh bangsa Israel (untuk Perjanjian Lama).
- Tidak dikutip oleh Yesus atau para rasul sebagai Kitab Suci.
Kitab Pseudepigrafa adalah tulisan yang mengaku ditulis oleh tokoh Alkitab, tetapi sebenarnya ditulis jauh setelahnya, sehingga keasliannya diragukan.
3. Peringatan Wahyu 22:18-19: Menjaga Kemurnian Firman
Wahyu 22:18-19 secara khusus menegur siapapun yang mencoba menambah atau mengurangi Firman. Walaupun konteksnya berbicara tentang kitab Wahyu, prinsipnya berlaku untuk seluruh Firman Allah: tidak boleh ditambah atau dikurangi.
Inilah sebabnya gereja dan umat Tuhan berhati-hati. Penetapan kanon bukan proses politik atau sembarangan, melainkan upaya kudus untuk memastikan hanya kitab yang benar-benar diilhamkan Roh Kudus yang dimasukkan.
4. Proses Penetapan Kanon Perjanjian Lama dan Baru
Perjanjian Lama: Kanon Yahudi sudah ditetapkan jauh sebelum kedatangan Kristus, mencakup kitab Taurat, nabi, dan tulisan lain. Yesus sendiri mengakui kanon ini (Lukas 24:44).
Perjanjian Baru: Gereja mula-mula menyeleksi tulisan rasul berdasarkan otoritas ilahi, kesaksian, dan kesatuan ajaran. Pada abad ke-4, kanon Perjanjian Baru diterima luas seperti yang kita kenal sekarang.
5. Mengapa Kitab Lain Tidak Layak Masuk Kanon
Beberapa alasan mengapa kitab lain ditolak:
- Berisi ajaran yang bertentangan dengan Injil.
- Asal-usul tidak jelas – penulis tidak dapat diverifikasi.
- Kurang bukti penerimaan jemaat luas – hanya dikenal di daerah tertentu.
- Bersifat legendaris – terlalu banyak unsur dongeng yang tidak sesuai kesaksian saksi mata.
Dengan demikian, penolakan kitab-kitab tersebut bukan karena nilai sejarahnya tidak penting, tetapi karena tidak memenuhi kriteria sebagai Firman Allah yang diilhamkan.
6. Relevansi bagi Orang Percaya Saat Ini
Memahami sejarah kanon membantu kita menghargai Alkitab yang kita miliki hari ini. Firman yang tertulis adalah karya Roh Kudus, dijaga dan disahkan melalui proses yang panjang dan penuh doa.
Kita belajar bahwa:
- Allah setia menjaga kemurnian Firman-Nya.
- Kita harus membaca dan merenungkannya dengan penuh hormat.
- Tidak semua tulisan rohani memiliki otoritas ilahi yang sama.
Kesimpulan: Firman Allah Tetap dan Murni
Beberapa kitab tidak masuk dalam kanon bukan karena diabaikan, melainkan karena Roh Kudus tidak mengilhamkannya sebagai Firman yang harus diimani dan ditaati. Wahyu 22:18-19 menegaskan, menambah atau mengurangi Firman adalah dosa besar.
Kiranya kita semakin menghormati Alkitab sebagai Firman yang murni, lengkap, dan cukup, yang memimpin kita kepada keselamatan dalam Yesus Kristus.
#SejarahAlkitab #KanonAlkitab #Wahyu221819 #FirmanAllah #PenetapanKanon #AlkitabSuci #JalanKebenaran #KasihAllah #YesusKristus #KesetiaanTuhan